Langkah Yogyakarta Antisipasi Varian Omicron BA.4 dan BA.5

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengantisipasi munculnya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta Pembajoen Setyaningastuti mengatakan sebagai keluarga Omicron, varian baru BA4 dan BA5 tingkat severenity atau keparahannya rendah, namun penularannya bisa jadi tanpa gejala.

“Dari delapan kasus yang sudah ada di Indonesia, satu kasus statusnya sedang, satu ringan, lainnya tanpa gejala, ini masih ditemukan di Bali dan DKI Jakarta,” kata Pembajun, Sabtu, 11 Juni 2022.

Menurut Pembajoen, Pemerintah Yogyakarta saat ini tengah mempersiapkan laboratorium yang memiliki kemampuan Whole Genome Sequencing (WGS) agar lebih cepat melakukan deteksi dan skrining.

“Terjaring varian seperti itu dengan metode WGS,” kata dia.

Perangkat itu di Yogyakarta sudah dimiliki Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), dan RSUD Sardjito.

“Dari pemerintah provinsi juga melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk gerak cepat mengirimkan sampel dari mereka yang punya gejala mirip Omicron, lalu diteruskan ke laboratorium,” kata dia.

Pembajoen menambahkan, meski belum ditemukannya kasus varian baru itu di Yogyakarta, pemerintah mulai melakukan pengetatan screening di pintu kedatangan luar negeri.

“Dari delapan kasus varian baru di Indonesia, beberapa penyebabnya adalah dari perjalanan luar negeri,” kata dia.

“Jadi kami sekarang harus perketat adalah pintu kedatangan luar negeri di bandara Yogyakarta, bekerja sama dengan kantor kesehatan pelabuhan untuk screening,” Pembajoen menambahkan.

Meski pelaku perjalanan sudah lolos di negara asal, namun kalau suhunya atau menunjukkan salah satu gejala, akan tetap dilakukan screening.

Terkait dengan peningkatan kasus pada sekolah-sekolah di Bantul akibat adanya pengetatan screening, Pembajoen mengatakan langkah tersebut dapat direplikasi di kabupaten/kota lain se-Yogyakarta.

“Meski di Bantul juga sampling, tidak semua sekolah, hanya sekolah tertentu berdasar lacakan kasus,” kata dia.

“Screening itu secara epidemiologi juga baik untuk dilakukan, hanya konsekuensinya kasus akan tampak naik.” Di sisi lain, salah satu upaya antisipasi menekan penularan seperti yang terjadi saat ini, yang dapat dilakukan percepatan booster.

Pembajoen mengatakan yang akan terus digenjot booster tak lain lingkungan kampus atau institusi pendidikan.

“Misalnya UGM, mahasiswanya banyak yang mulai datang untuk tatap muka, yang belum booster, mesti langsung booster,” kata dia.

Dalam Rapat Evaluasi PPKM Jawa-Bali Sabtu, Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah melaksanakan sosialisasi protokol kesehatan sembari melakukan antisipasi atas munculnya varian baru Omicron.

“Saya minta tetap waspada, tetapi tidak perlu panik,” kata Luhut.

Langkah yang diambil pemerintah daerah dalam antisipasi itu, kata Luhut, juga harus memperhatikan proses pemulihan ekonomi yang saat ini tengah berlangsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *