Saran Dokter agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke

Spesialis saraf Untung Gunarto mengingatkan jemaah haji untuk mewaspadai serangan panas yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, terutama saat berkegiatan di luar ruang dengan kondisi cuaca panas ekstrem.

“Kami perlu mengingatkan para calon haji untuk mewaspadai heat stroke, yaitu suatu kondisi kegawatdaruratan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius dan adanya gangguan pada sistem saraf,” katanya.

Kondisi cuaca di Tanah Suci beberapa hari terakhir ini berkisar antara 30-43 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban rata-rata sekitar 8 persen.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD Prof.

Dr.

Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto tersebut menjelaskan dalam kondisi cuaca yang ekstrem dikhawatirkan terjadi peningkatan produksi panas serta terjadi kegagalan proses dalam tubuh untuk mengendalikan panas tersebut.

“Heat stroke ini lebih banyak disebabkan adanya peningkatan produksi panas akibat aktivitas fisik yang berlebihan dan penurunan kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim, terutama pada lansia yang biasanya mengalami penurunan kemampuan dalam respons adaptasi terhadap kondisi lingkungan,” jelasnya.

Untung menambahkan serangan panas juga berkaitan dengan kebutuhan air dalam tubuh dan respons fisiologis yang sesuai terhadap cuaca panas.

“Heat stroke merupakan kondisi cedera panas yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian.

Heat stroke ini bisa terjadi karena kegagalan proses pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh, seseorang bisa saja terserang heat stroke walau kondisi sehat,” jelasnya.

Dia menyebutkan tanda-tanda heat stroke adalah peningkatan suhu tubuh hingga di atas 40,5 derajat Celcius, delirium atau kebingungan, gangguan napas, peningkatan irama jantung, muncul rasa berdebar, dan penurunan tekanan darah atau hipotensi.

“Pada kasus yang lebih berat bisa mengalami kejang dan koma, selain itu juga bisa menyebabkan perubahan kondisi mental,” ujarnya.

Tanda-tanda serangan panas yang mengancam jiwa adalah terjadinya proses perdarahan seperti mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru, dan adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut,” jelasnya.

Untuk itu, penting untuk memperbanyak konsumsi air guna meminimalisasi risiko dehidrasi dan heat stroke.

“Calon haji perlu memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi saat melakukan rangkaian ibadah di Tanah Suci,” imbaunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *